PALU – Jajaran Polda Sulteng kembali “mengobrak-abrik” wilayah Tatanga, Kamis (31/10). Di salah satu kelurahan di Kota Palu yang disebut oleh kepolisian sebagai “Pasar Narkotika” itu, aparat menggerebek tempat-tempat yang ditengarai menjadi sarang para bandar, sekaligus pengguna narkotika jenis sabu-sabu.
Sore kemarin, aparat yang terdiri dari ratusan personel gabungan dari Satuan Reserse Narkoba Polda dan Polres Palu, BKO Sabhara dan Brimob bersenjata lengkap laras panjang dan pendek itu, berhasil mengamankan puluhan pengedar maupun pengguna, baik pria maupun wanita.
Beberapa di antaranya sempat berupaya melarikan diri, namun usaha itu tak berhasil karena kesigapan aparat.
Para pelaku yang diamankan adalah 18 pria, yakni Abdul Rasyid (37), Andi Satria (32), Akbar Sadrat (23), Hapid (33), Asludin (39), Herry (31), Hapid (33), Sumardi (33), Ali Akbar (26), Sarfin Ginteo (43), Ardiansyah (19), Nober (33), Febriadi (15), Burhanudin (19), Muhamad Aldiama (20), Romi (30), Haris (50) dan Agusno (26).
Kemudian delapan orang perempuan yakni Wa Ode Asnita (26), Pratiwi (42), Ayu Safitri (19), Delsy (31), Amel Alisa (25), Fatma (23), Asriani (19), dan Elita (46).
Ternyata, satu di antaranya adalah salah satu Ketua Rukun Tetangga (RT) di kelurahan itu.
Selain pelaku, polisi turut menyita sejumlah barang bukti berupa alat isap sabu (bong), plastik bening, pipet, timbangan digital, serta puluhan senjata tajam jenis badik. Kemudian uang senilai Rp156 juta dan sabu-sabu serta beberapa unit sepeda motor.
Bahkan dari salah satu rumah terduga pengedar, polisi ikut mengamankan mesin penghitung uang serta kamera pemantau atau CCTV.
Sejauh ini, pihak kepolisian masih mendalami dari mana barang haram itu berasal.
Menurut Direktur Reserse Narkoba Polda Sulteng, Kombes Pol Dodi Rahmawan, saat ini phaknya masih memburu satu pelaku lain yang berhasil melarikan diri.
“Atas nama Arifin,” ungkap Dodi.
Sebelumnya saat tiba di lokasi sekitar pukul 14.42 Wita, ruas jalan menuju Kelurahan Tatanga langsung ditutup. Aparat kemudian mengetuk satu persatu pintu rumah dan kos-kosan yang diduga menjadi tempat persembunyian para pengedar dan pengguna barang haram tersebut.
Masyarakat sekitar pun turut menyaksikan penggerebekan. Sejumlah Ibu Rumah Tangga (IRT) yang menyaksikan mengaku bersyukur. Ternyata, selama ini mereka risau karena di wilayah tempat tinggalnya telah menjadi sarang peredaran narkotika.
“Hu banyak sekali di sini pak,” keluh seorang ibu yang enggan dikorankan namanya.
Kapolda Sulteng, Brigjen Pol. Luqman Wahyu Haryanto, mengatakan, sebelumnya telah dilakukan penangkapan empat tersangka dengan barang bukti uang senilai Rp226 dan sabu-sabu seberat 127 gram.
Penggerebekan kemarin, kata dia, adalah hasil pengembangan dari penangkapan sebelumnya Kamis kemarin, sebanyak 26 orang kembali diringkus.
“Tadi malam (Kamis malam), kita amankan empat orang termasuk bandar. Hari ini (kemarin), kita amankan lagi sehingga totalnya menjadi 26 orang yang memfasilitasi. Artinya mereka ini, mulai menjual hingga menyediakan tempat. Di sana sudah seperti pasar,” tutur Kapolda.
Ia menegaskan, pemberantasan narkotika di wilayah Kota Palu juga akan menyasar ke salah satu pasar narkotika lainnya, yakni Kelurahan Kayumalue.
“Iya, Insya Allah. Doakan kita sehat, kita akan main terus, kita kejar semuanya,” tegasnya.
Sementara salah satu pejabat utama di Polda Sulteng, mengatakan, pihaknya menduga bahwa dalam sehari, transaksi narkotika di Kelurahan Tatanga mencapai lima kilogram dengan nilai ratusan juta rupiah.
“Jadi kalau dalam sebulan, ditaksir transaksi narkotika di Tatanga mencapai 30 kilogram dengan nilai miliaran rupiah. Ya jumlah itu yang beredar di Kota Palu,” katanya. (FLD)
Komentar