Terkait kinerja APBN per 15 Maret 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan pendapatan negara mencapai Rp493,2 triliun atau setara 17,6% dari proyeksi. Di sisi lain, Belanja Negara tercatat sebesar Rp470,3 triliun atau 14,1% dari batas yang ditetapkan.
Akibatnya, surplus APBN sebesar Rp 22,8 triliun atau setara dengan 0,10% PDB. Selain itu, Neraca Primer juga mengalami surplus sebesar Rp132,1 triliun.
“Kinerja APBN cukup baik, pendapatan negara mengalami kontraksi tapi dari baseline yang cukup tinggi selama dua tahun berturut-turut namun kita tetap mewaspadai dari volatilitas harga komoditas dan juga kecepatan restitusi pajak yang memang dibutuhkan oleh dunia usaha,” katanya, Selasa, 19 Maret 2024.
Ia menyebut Belanja Negara tumbuh cukup tinggi hingga 18,1% (yoy) untuk mendukung akselerasi program pembangunan, Pemilu, menjaga stabilitas harga pangan, dan melindungi daya beli masyarakat.
“Terima kasih hari ini kita telah bisa menyampaikan update dari perkembangan pelaksanaan APBN 2024 yang memang cukup dinamis. Saya berterima kasih atas masukan-masukan. Kita akan tetap menyusun dengan baik. APBN adalah instrumen kita bersama jadi kita jaga bersama, untuk menjadi instrumen di dalam menjalankan tujuan bernegara,” pungkasnya.