JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku senang setelah mendengar angka kemiskinan Indonesia mengalami penurunan.
Menurut dia, penurunan angka kemiskinan tersebut merupakan sejarah bagi bangsa Indonesia. Sebab, di tahun-tahun sebelumnya angka kemiskinan Indonesia tak pernah di bawah 10 persen.
“Hari ini BPS mengumumkan tingkat kemiskinan kita 9,82 persen. The first time in the historic of Indonesia tingkat kemiskinan di bawah 10 persen,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (16/7/2018) malam.
Sri Mulyani menambahkan, fenomena ini belum pernah terjadi sebelum di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Dulu Pak Harto 11 persen mendekati 10 persen. Lalu terjadi krisis naik jadi 24 persen. Kemudian sampai presiden Pak Yudhoyono di mana saya jadi menteri keuangan juga menurun pada level mendekati 11 persen juga,” ucap dia.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan terus berusaha menekan angka kemiskinan di Indonesia.
“Jadi kita tidak berhenti di situ, ingin menurunkan (kemiskinan) lebih lanjut. Masalah pemerataan juga lebih bagus. Trennya menurun jadi 0,389. Sudah dibawah 0,39 atau 0,4 sebelumnya. Jadi Indonesia sudah menuju ke arah yang benar dan akan terus menerus memperbaiki,” kata Sri Mulyani.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami titik terendah dalam hal persentase kemiskinan sejak tahun 1999, yakni sebesar 9,82 persen pada Maret 2018. Dengan persentase kemiskinan 9,82 persen, jumlah penduduk miskin atau yang pengeluaran per kapita tiap bulan di bawah garis kemiskinan mencapai 25,95 juta orang.
“Maret 2018 untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam 1 digit. Kalau dilihat sebelumnya, biasanya 2 digit, jadi ini memang pertama kali dan terendah,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin (16/7/2018).
Source: Kompas
Komentar