Menimang Calon Gubernur Sulawesi Tengah

PEMILIHAN Serentak kurang lebih enam bulan lagi, sesuai tahapan yang telah disusun oleh Komisi Pemilihan Umum, pemilihan serentak Gubernur,Wakil Gubernur, Bupati,Wakil Bupati dan Walikota dan Wakilnya akan dihelat pada hari Rabu tanggal 23 September 2020.

Bagi warga Sulawesi Tengah, wajah para calon pemimpin kita dengan mudah kita jumpa, bahkan ada yang sudah sejak jauh hari wajahnya terpajang dengan senyum merekah di sejumlah titik strategis di kota Palu dan Kabupaten-kabupaten di Sulawesi Tengah. Janji atau jargon mereka tertera dibawah potret dirinya, menjadi daya pikat tersendiri bagi yang memandangnya.

Dalam catatan penulis, maraknya baliho calon pemimpin kita sudah terlihat saat pergantian tahun 2019-2020. Entah itu yang sudah punya perahu atau yang belum, mereka dengan percaya diri memasang gambar wajahnya dibaliho dengan berbagai ukuran disetiap sudut kota hingga pelosok desa.

Diawali dari Bacalon Rusdy Mastura, balihonya tersebar secara masif, secara terbuka menyatakan sebagai calon Gubernur dengan jargonnya. Belakangan ia tidak sendiri lagi, dibaliho terlihat walikota Palu dua periode itu sudah bersanding dengan Ma’mun Amir, Mantan Bupati Banggai dan pernah menjadi anggota DPD RI. Konon, bukan orang sembarangan, khususnya di Timur Sulawesi Tengah.
Dimedia sosial, pasangan ini juga terlihat begitu cerdas memainkan pesannya yang dikemas secara apik. Bahkan melibatkan Oki sang jawara stand up komedi Indosiar asal Parigi Moutong.

Pasangan ini didukung oleh partai pemenang pemilu di Sulteng. NasDem. Bersama partai besutan Ahmad M. Ali Rusdy- Ma’mun langsung tancap gas, keliling kabupaten dan Kota Palu. Belum lama ini mereka menghadirkan da’i kondang yang terkenal dengan jargonnya “gass pool” Ustadz Das’at Latif

Lima tahun silam Rusdy Mastura yang berpasangan Ihwan Datu Adam harus puas menjadi Runner_Up, walaupun selisihnya tipis, pasangan petahana, Longki Djanggola-Sudarto keluar sebagai pemenangnya.

Ketika itu, petahana Longki-Sudarto unggul 742158 suara (54,52%), sementara pasangan Rusdy Mastura –Ihwan Datu Adam meraih 619041 suara (45,48%).

Kini, petahana tidak lagi berkompetisi, karena terganjal aturan, Rusdy-Ma’mun bersama timnya sudah berhitung, dengan modal perolehan suara yang diraih pada Pilkada 2015, menjadi salah satu modal pasangan ini. Sekalian itu, pasangan ini punya kekuatan mesin partai yang berhasil meraih tujuh kursi di DPRD Sulteng yang mengantarkan kadernya sebagai Ketua DPRD Sulteng Nilam Sari Lawira sekaligus mengukir sejarah sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua DPRD Sulteng. Tidak heran kalau pasangan ini terlihat lebih siap “tempur” memperebutkan kursi nomor satu Sulteng.

Dengan modal tujuh kursi, wajar jika pasangan Rusdy-Ma’mun terlihat percaya diri, dengan total 9 kursi yang dipersyaratkan sebagai Bacalon Gubernur Sulteng, pasangan ini tinggal butuh dua kursi lagi dari partai yang ingin berkoalisi.

Bacalon lain yang wajahnya terlihat di berbagai sudut kota dan desa adalah Mohammad Hidayat Lamakarate, figur muda yang saat ini masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng, disebut-sebut juga sebagai salah satu kandidat yang patut diperhitungkan dalam kontestasi Pemilihan Serentak Gubernur 23 September 2030 mendatang. Bahkan spanduk, baliho, bando dan di media sosial ramai dengan tagline dukungan terhadap mantan pejabat bupai Banggai Laut itu. Dikalangan emak-emak dukungan terhadapnya terus mengalir hal itu dibuktikan dengan lahirnya komunitas senam Kaka Dayat.

Elektabilitas mantan penjabat walikota yang terus merangkak naik ini diyakini akan menjadi pesaing berat Rusdy-Ma’mun pada 23 September nanti.

Tidak heran kalau ada baliho yang menyandingkannya dengan beberapa figur antara lain Nurmawati Dewi Bantilan dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Sulteng, bahkan Bhartolomeus Tandigala disebut-sebut sebagai balon wakil gubernur. Namun kabar itu buru-buru diklarifikasi, bahwa pembuatan dan pemasangan baliho Dayat-Bartho itu tanpa sepengetahuan relawan maupun Hidayat. Karena hingga saat ini, baik Hidayat maupun Gerindra belum menentukan siapa balon pasangan sebagai wakil gubernurnya.

Partai Gerindra yang memiliki 6 kursi di DPRD Sulteng, butuh 3 kursi lagi untuk menggenapi 9 kursi agar bisa melaju mendapatkan perahu.

Banyak pihak berspekulasi menyebut, figur Hidayat Lamakarate adalah figur yang tepat diusung Gerindra sebagai Bacalon Gubernur Sulteng. Tapi alangkah baiknya kita tunggu saja, siapakah yang dipinang Hidayat sebagai wakilnya.

Figur perempuan satu-satunya juga disebut punya kans besar mendampingi Hidayat, yakni, Nurmawati Dewi Bantilan (NDB), putri mantan Bupati Tolitoli dua periode, Moh. Ma’aruf Bantilan itu merupakan kader Golkar yang namanya dikirim ke DPP Partai Golkar diusulkan sebagai calon gubernur. Kita tunggu saja tanggal mainnya apakah NDB bersedia menjadi wakil gubernur. Sederet prestasinya tercatat sebagai salah satu tokoh perempuan asal Sulteng yang tiga periode, yakni 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019 menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Sulteng.

Saat ini Baliho NDB pun sama dengan figur lainnya, ramai bertebaran di penjuru Sulteng. DP Partai Golkar Sulteng sebagai pemilik tujuh kursi di DPRD Sulteng, masuk pada zona nyaman, hanya butuh dua kursi atau butuh satu partai pendukung dengan quota dua kursi untuk bisa mendapatkan perahu tambahan. Juga patut ditunggu kemana arah sikap politik Golkar dan NDB.

Figur lain tak kalahpercaya diri adalah Anwar Hafid. Hal ini bukan tanpa alasan, mantan bupati Morowali dua periode itu, elektabilitasnya juga mulai meroket, ia juga punya “jualan” pengalamannya sebagai pemimpin sejak dari pemerintahan level paling bawah sebagai kepala desa, hingga menjabat bupati Morowali dua periode. video lamarannya kepada bekas vokalis ungu sempat viral dijagat maya, ramai dibagikan oleh warganet. Disitu Anwar Hafid dengan tegas menyampaikan akan bertarung pada pemilihan serentak Gubernur Sulteng bersama pasangannya bakal calon wakil gubernur Sulteng, Sigit Purnomo Said, alias Pasha Ungu. Wakil Wali Kota Palu itu, dalam video tersebut menyatakan sikap siap mendampingi dan bersama Anwar Hafid maju dalam pemilihan Gubernur. Sejak mencuatnya Vidio itu, baliho Anwar-Sigit pun mulai ramai menghiasi jalan begitu juga postingan di media sosial yang ramai dibagikan oleh warganet.

Sebagai ketua DPD Partai Demokrat Sulteng, yang juga anggota DPR RI yang baru saja terpilih, Anwar Hafid cukup percaya diri bisa merebut sembilan kursi sebagai persyaratan untuk mendapatkan perahu menuju Pemilihan setelah 23 September 2020.

Partai Demokrat memiliki empat kursi di DPRD Sulteng. Anwar Hafid harus berjuang keras bisa mendapatkan minimal lima kursi lagi. Partai apa saja yang terpikat ikut membangun koalisi bersama partai Demokrat? kita tunggu saja.

Selain nama-nama tersebut diatas, ternyata masih ada figur lain yang masih percaya diri. Hal itu terlihat dari balihonya, ada nama Wakil Gubernur saat ini, Rusli Baco Dg. Palabbi dan Kepala
Badan Perencanaan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Hasanuddin Atjo, balihonya juga dengan mudah kita lihat dengan taglinenya Inspiring Leader. Menarik juga kita tunggu.

Sekarang mari kita hitung kursi di DPRD Sulteng. PDIP Sulteng memiliki enam kursi, partai berlambang banteng moncong putih itu terlihat adem-adem saja. Dengan modal enam kursi, sesungguhnya PDIP juga masuk zona nyaman, mereka punya nilai tawar tinggi siapa figur yang akan diusung. Sejumlah nama juga sudah diusulkan ke DPP PDIP tinggal menunggu siapa figur yang dipilih DPP.

Berikut kursi Parpol di DPRD Sulteng yang akan diperebutkan oleh putera terbaik Sulteng yang akan bertarung pada 23 September mendatang. NasDem 7 Kursi, Golkar 7 Kursi, PDIP 6 Kursi, Gerindra 6 Kursi, PKS 4 Kursi, Demokrat 4 Kursi, PKB 4 kursi, Perindo 2 Kursi, PAN 2 Kursi, Hanura 2 Kursi, dan PPP 1 Kursi. Total ada 11 partai dengan 45 kursi

Diprediksi, paling banyak hanya akan ada empat pasangan bakal calon gubernur Sulteng. Sisanya, yang tidak kebagian kursi kemungkinan hanya menjadi penonton atau pengamat.

Setelah ditetapkan sebagai peserta sesuai tahapan, tentunya menjadi tanggung jawab bersama untuk menciptakan pemilu damai dan berintegritas. Bagi kita para pemilih tentu sudah cerdas untuk melahirkan pemimpin berkualitas.

Oleh; Ridwan Laki
Penulis adalah Dosen Universitas Alkhairaat

Komentar