BANDUNG – Penyebab pasti gempa Situbondo masih misterius. Ahli, peneliti, dan pengamat gempa punya beberapa dugaan dan pendapat soal sesar atau patahan mana yang memunculkan lindu bermagnitudo 6,3 pada Kamis, 11 Oktober 2018.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Akhmad Solikhin menduga, penyebab Gempa Situbondo adalah sesar di sekitar lokasi sumber gempa. “Kita belum bisa menyimpulkan sesar apa yang menyebabkan gempa tersebut,” katanya lewat keterangan tertulis. Adapun mekanisme Gempa Situbondo disebutnya sesar naik dengan orientasi relatif barat-barat laut-tenggara-timur laut.
Soal dugaan penyebabnya adalah sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS), menurut Akhmad, ada perbedaan mekanisme patahannya. Berbagai publikasi kata dia menyatakan sesar RMKS mempunyai mekanisme sesar geser.
Sementara dari laman geologi.co.id, ada dugaan Sesar Kambing yang menjadi penyebabnya. Asumsi itu hasil kajian ringkas dan sederhana dari data peta geologi serta penelitian struktur geologi daerah sekitar Jawa Madura.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, Sesar Kambing memiliki blok yang naik di bagian utara dan sesar miring ke utara. “Itu berlawanan dengan focal mechanisme gempa kemarin,” ujarnya Jumat, 12 Oktober 2018. Focal mechanism atau mekanisme fokus yaitu hasil dari analisis bentuk gelombang yang dihasilkan oleh gempa dan direkam oleh seismograf.
Berdasarkan karakteristik parameter sesar, mekanisme Gempa Situbondo menunjukkan adanya kemiripan dengan pola sumber gempa yang ada di jalur Sesar Naik Flores. “Tampaknya memang Sesar Naik Flores sampai di situ, tapi ini baru indikasi,” kata Daryono.
Selain itu, menurut Daryono, episenter Gempa Situbondo berada di pinggir cekungan perairan Bali bagian barat. “Sesuai unsur tektonik ada peluang gempa di situ ada kaitan dengan jalur Sesar Naik Flores.” Tempo
Komentar