JAKARTA — Anggota DPR Fraksi PAN yang juga Inisiator Mandala Institute, Ahmad Najib Qodratullah, mengingatkan pentingnya cara hidup berekonomi menggunakan prinsip-prinsip syariah.
Hal itu dikatakan Najib dalam pengajian rutin “Ekonomi Syariah” yang dilaksanakan pada Jumat (16/2) di Aula Pesatren Persatuan Islam No 40 Pimpinan Cabang Persis Bojong Batu Katapang Kabupaten Bandung. Pengajian ekonomi syariah itu dihelat kerja bareng tiga lembaga; mandala institute, Pimpinan Wilayah Persis, dan BPRS Amanah Robbaniah.
Pengajian yang dihadiri ratusan pengurus Persis itu tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Wilayah Persis Jawa Barat Iman Setiawan Latif, sebagai salah satu narasumber. Narasumber lainnya yang memberikan pemahaman yang berkaitan dengan ekonomi syariah yaitu Latief Awaludin yang merupakan ketua bidang garapan Ekonomi PP Persis, dan Direktur BPRS Amanah Robbaniah, Roni Fahrul Sani.
“Kita terus menerus gelorakan pengajian ekonomi syariah ini. Mengapa pengajian ekonomi syariah ini penting, pertama kita mayoritas penduduk Indonesia muslim. Tapi sampai saat ini masih sangat sedikit yang mengakses perbankan syariah. Kedua, sangat sedikit tersedia cabang kantor pembantu yang ada di sekitar kita. Ketiga manfaat bank syariah belum diketahui secara utuh,” kata Najib seperti dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Ahad (18/2).
Namun walaupun demikian, kata Najib, pertumbuhan keuangan syariah akan lebih baik. Terutama pada 2018 ini tren keuangan syariah mulai menujukkan arah perbaikan.
Buktinya secara industri, lanjut Najib, keuangan syariah berkembang dengan proporsi masing-masing. Untuk perbankan syariah sebesar 37 persen, industri keuangan non-bank (IKNB) syariah sebesar 9,51 persen, serta pasar modal syariah sebesar 52,73 persen.
Selain itu, Najib mengatakan total aset keuangan syariah Indonesia saat ini sudah menembus seribu triliun rupiah. “Saat ini Indonesia adalah negara dengan total aset keuangan syariah terbesar kesembilan di dunia,” kata Najib.
Sementara itu, Iman Setiawan Latief yang juga ketua PW Persis Jabar mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sempurna diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasulullah SAW. Umat Islam diwajibkan untuk masuk dan melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh, tidak boleh sebagian-sebagian. Baik ibadah mahdloh seperti sholat, shaum dsb, juga bab mu’malah. Baik sosial, budaya, siyasah termasuk ekonomi.
Rasul mengajarkan jika untuk berwirausaha, beliau hanya sebentar bekerja pada orang lain ketika umur 12 tahun dengan menggembala kambing selama 1-2 tahun. Sisa usianya beliau dedikasikan dengan berwirausaha, selain tugas utamanya berdakwah.
Konsep ekonomi dalam Islam yg termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits sudah banyak diterjemahkan melalui fatwa ulama terkenal. “Tinggal kita implementasikan,” ujar Iman.
Iman menambahkan, jihad bukan hanya perang saja, tapi juga jihad dalam bidang ekonomi. “Bagaimana kita mengembangkan ekonomi keumatan berbasis syari’ah. Kita harus mulai dari diri sendiri dan mulai sekarang untuk berperan aktif dalam mengembangkan bank syari’ah dan ekonomi Islam,” ujarnya.
Anak tokoh Persis (alm) KH A Latief Muchtar menegaskan, “Kalau kita concern melaksanakan hal ini. Maka saya berkeyakinan ekonomi Indonesia akan bangkit dan menjadi bukan hanya macan asia, tapi negara terkuat di dunia!”.
Komentar