Kisah Lengkap Sewu Dino yang Disebut Lebih Seram dari KKN di Desa Penari

Malam itu. ketika mereka semua sudah datang di rumah ini. tampak mbah Krasa sudah menunggu bersama anggota keluarga lain, disini, ia menjelaskan, bahwa mereka bertiga, akan di tugaskan, di sebuah rumah lain, sebuah rumah yg sangat jauh, jauh sekali, rumah di dalam sebuah hutan.

Sri dan yg lain bingung, tidak ada penjelasan ini sebelumnya, namun, mereka sudah berjanji mau menerima pekerjaan ini.

Rumah macam apa yg di maksud pun Sri tidak mengerti, ada sebuah mobil yg sudah siap mengantar mereka, di sana, sopir mereka, akan menjelaskan pekerjaannya.

Mobil sudah bergerak, Sri, Erna dan Dini, masih terlihat kaget. Satu sama lain tidak ada yg bicara, bingung. Sri memberanikan diri bertanya kepada sopir, namun sopir, memberi isyarat bahwa mereka, tidak boleh bicara terlebih dulu, seakan-akan, mereka dibuntuti sesuatu.

Ada kejadian menarik yg membuat Sri semakin curiga, setiap persimpanga, si sopir berhenti, mengambil sesuatu dari belakang, meletakkannya di tengah jalan, seperti bunga di dalam kotak yg terbuat dari daun pisang.

Hal itu, menimbulkan kecurigaan apa yg sebenarnya ia lakukan. Hal itu terus menerus dilakukan, sampai akhirnya, mobil sudah meninggalkan kota, jauh, dan perlahan mulai memasuki area hutan.

Jam menunjukkan pukul 12 malam, saat kegelapan hutan, mulai menyelimuti mereka tidak terbayangkan, bahwa mereka, akan tinggal di dalam hutan segelap ini.

Kiri kanan pepohonan, dengan semak belukar, Mobil terus berjalan, sampai, tiba di sebuah jalan setapak, perlahan, mobil melesat masuk, diatas jalan setapak yg di tumbuhi rumputan liar, mobil terus menerabas memaksa masuk.

Sri dan yang lain, mulai merasa tidak nyaman dengan ini. “pak bade ten pundi niki, kulo mboten di pateni kan” (pak, kita mau kemana, saya tidak akan di bunuh kan?) tanya Dini.

Si sopir hanya tersenyum, tetap memaksa mobil, menembus sela pepohonan, seakan mencari jalan di tengah gelap hutan yg di penuhi kabut di sepanjang jalan.

Komentar