Jokowi: Anjloknya Rupiah Faktor Eksternal

JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pelemahan kurs rupiah yang terjadi saat ini tak terlepas dari faktor eksternal. Mulai dari kenaikan suku bunga AS, perang dagang AS dan Cina, serta krisis ekonomi yang terjadi di Turki dan Argentina.

“Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi baik yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga di AS, baik yang berkaitan dengan perang dagang AS dan Cina, baik yang berkaitan dengan krisis di Turki dan Argentina,” ujar Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/9).

Karena itu, Jokowi menekankan, pemerintah harus bersikap waspada dan berhati-hati terhadap dampak perekonomian dari negara lain. Selain itu, ia juga mengatakan pemerintah akan terus berkoordinasi baik di sektor fiskal, moneter, industri, dan dengan para pelaku usaha. “Saya kira koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu segaris semuanya,” katanya.

Ia menyampaikan kunci utama untuk mengatasi kondisi ekonomi saat ini yakni peningkatan investasi dan juga peningkatan volume ekspor. Sehingga masalah defisit transaksi berjalan pun juga dapat diselesaikan.

Ia pun menargetkan para menterinya untuk menyelesaikan masalah defisit transaksi berjalan dalam waktu satu tahun.”Kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, salah satu cara untuk mengurangi impor yakni dengan mengimplementasikan kebijakan biodiesel 20 (B20). Langkah ini dinilainya akan mengurangi impor minyak hingga 5-6 miliar dollar AS. “Kemudian kalau CPO kita pakai sendiri untuk B-20 maka suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik. Ini sudah merangkak naik,” jelasnya.

Selain pengurangan impor minyak, Presiden juga menekankan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) perlu ditingkatkan. Ia pun meminta baik perusahaan BUMN maupun swasta agar memperhatikan penggunaan TKDN. “Kalau kita bisa pakai semuanya komponen dalam negeri akan ada penghematan 2-3 miliar dollar AS,” kata Jokowi.

Sumber: Republika

Komentar