SIGI, Infopena.com – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) telah menetapkan 126 kuota CPNS Kabupaten Sigi yang khusus ditugaskan di wilayah Kulawi Raya.
“Jadi penempatan tugasnya sudah ada dari Kemenpan-RB saat kami terima. Jadi dalam hal ini, kami hanya bisa mengusulkan formasi apa yang dibutuhkan di Kabupaten Sigi,” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sigi, Selvy, pecan lalu.
Menurutnya, adapun formasi yang diterima tersebut, yakni 47 orang tenaga guru, 46 tenaga kesehatan dan 21 orang untuk tenaga teknis.
“Jumlah kuota 126 CPNS yang akan diterima tersebut, sudah termasuk di dalamnya tenaga honor kategori dua (K2) dan penerimaan CPNS semuanya melalui on line dengan batas usia 35 tahun. Jadi intinya, tenaga guru dan tenaga kesehatan yang lolos nanti akan ditempatkan di wilayah Kulawi Raya,” tegasnya.
Sementara Anggota DPRD Sigi, Yosis Ntahu, mengatakan, meskipun jatah CPNS tersebut hanya untuk wilayah Kulawi Raya, namun dirinya pisimis anak daerah di Kulawi Raya lah yang lolos dalam seleksi CPNS nanti. Selain karena jumlah yang diterima sedikit, juga yang menjadi kendala adalah pengetahuan soal IT yang masih kurang.
“Khusus tenaga honorer kita anak Kulawi asli yang mengabdi di sekolah, masih banyak yang kurang paham soal IT. Jadi untung-untungan kalau ada anak Kulawi yang lolos,” terangnya.
Sebenarnya, dirinya sangat mengharapkan ada anak-anak Kulawi yang lolos seleksi CPNS tahun ini, karena sudah pasti akan mengabdi untuk wilayahnya.
Karena, selama ini kata Yosias, ada banyak PNS yang ditempatkan di wilayah Kulawi Raya, khususnya di Kecamatan Pipikoro, tidak bertahan lama, karena bukan orang asli sehingga banyak yang lalai dari tugas dan tanggung jawabnya.
“Ada yang ditempatkan sampai satu tahun tidak masuk bertugas. Mau jadi apa daerah ini sementara dirinya menerima gaji terus. Tentu ini harus menjadi perhatian BKD,” ujarnya.
Salah satu tenaga honor yang mengabdi di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sigi, mengaku putus asa dengan penerimaan CPNS tahun 2018 ini. Wanita yang telah mengabdikan dirinya selama 15 itu mengaku kecewa dengan pemerintah yang tidak mengakomodir tenaga honorer lebih banyak.
“Mau dibilang kecewa ya memang sudah kecewa. Saya 15 tahun mengabdikan diri sebagai guru honor, dan selama itu juga saya berupaya kuliah untuk mendapatkan sarjana, tetapi setelah melihat formasi yang ada, saya jadi kurang semangat dan mungkin hal ini sama juga dirasakan oleh teman-teman honor lainnya,” keluhnya. (MAL/HDY)
Komentar