MEDAN – Ribuan massa aksi yang mengatasnamakan kelompok “2019 ganti presiden” menghadiri deklarasi Akbar gerakan nasional, sejak Minggu (22/7/2018), di depan masjid raya Al Mashun, Jalan Sisimangaraja Medan.
Deklarasi dihadiri oleh ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr H Mardani Ali Sera, anggota DPD RI Iskandar Batubara dan Bunda Hajjah Neno Warisman.
Anggota DPD RI Dapil Sumut, Dedi Iskandar Batubara menilai, jika sampai hari ini janji pemimpin banyak yang tidak terealisasi. Seperti janji pemerintah yang menyediakan 10 juta lapangan kerja bagi kaum pribumi tidak terealisasi. Menurut Dedi Iskandar, faktanya yang diberikan lapangan pekerjaan merupakan para tenaga kerja asing.
“Katanya kalo terpilih menjadi kepala negara, Indonesia tidak akan berhutang ke luar negeri. Sementara 5 triliun hutang 2017, lebih besar dari zaman orde baru dan zaman sebelumnya. Kemudian pendidikan diutamakan, ternyata pembangunan infrastruktur dengan hutang – hutang. Makanya tahun 2019 ganti….,” disambut kalimat “presiden” oleh ribuan massa aksi.
“Saya ingatkan kepada pemimpin kita, bahwasannya Firaun yang sombong di tenggelamkan kepada Allah SWT. Insya Allah kalau kita betul – betul sayang kepada rakyat Indonesia, maka kita jangan pernah berhenti mengatakan 2019 Ganti presiden.
Ustad Abdul Latief dalam Tausiyahnya menyampaikan bahwa di negeri ini telah lahir generasi baru yang tidak takut celaan orang dan mencintai republik Indonesia.
“Dari Sumut, tag line ganti presiden 2019 akan dideklarasikan hari ini. Saya yakin bahwa martabat kaum muslim tahun 2019 tidak akan dizolimi seperti sekarang ini,” ucapnya.
Kemudian dalam orasi massa aksi lainnya, mengkritik sejumlah program Jokowi yang tidak memberikan solusi baik atas sejumlah masalah yang terjadi di negeri ini. Ajaran Islam saat ini sedang diusik oleh sekelompok orang. Mulai dari sertifikasi ustad dan sejumlah ustad tidak boleh ceramah. Ini sejumlah dinamika politik di negeri kita. Islam di kriminalitas dan ditangkap. Ustad yang ceramah dicurigai. Masa HTI dibubarkan dengan alasan membuat khilafah.
Sumber: rri.co.id
Komentar