JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiahterhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak. IHSG pada sesi perdagangan I Rabu (5/9), merosot tajam.
Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG terperosok hingga 3,32 persen atau 196,42 poin ke level 5.708. Sementara, jumlah saham yang turun mencapai 376, sisanya 38 saham naik dan 42 saham bergerak stagnan.
Analis Phintraco Sekuritas Rendy Wijaya mengungkapkan akar masalah dari penurunan indeks sebenarnya berasal dari perang dagang antara AS dengan China. Perang dagang memicu penguatan dolar AS menguat terhadap seluruh mata uang di negara berkembang (emerging market), termasuk Indonesia.
Kondisi tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap perekonomian sehingga membuat indeks terjun bebas. “Terjadi panic selling pada hari ini pada IHSG dan juga bursa regional akibat kondisi tersebut,” sambung Rendy, Rabu (5/9).
Walaupun sama-sama turun, pelemahan IHSG terbilang paling dalam. Pasalnya, indeks S&P/HKEx GEM di Hong Kong yang juga turun cukup dalam hanya anjlok 2,14 persen, HS China (HK-listed) 25 di Hongkong turun 1,8 persen. Sisanya, indeks di berbagai negara Asia hanya turun sekitar nol hingga satu persen lebih.
“Efek memang terasa ke emerging market, jadi IHSG memang cukup rentan,” jelas Rendy.
Berdasarkan data BI, defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2018 melebar US$8 miliar atau telah mencapai tiga persen terhadap PDB. Sementara, pada kuartal I 2018 jumlah defisit transaksi berjalan masih sebesar US$5,7 miliar atau 2,2 persen terhadap PDB.
Rendy menyebut IHSG bukan tak mungkin akan mengarah ke level 5.600 dalam jangka pendek. Namun, untuk penutupan sore ini diprediksi berakhir di level sekitar 5.680-5.720.
Sumber: CNNIndonesia
Komentar