Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari, mengatakan, berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Flores Timur, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki mengakibatkan korban jiwa, dengan korban tewas sebanyak enam orang yang merupakan warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.
Sementara, mengutip BBC, korban meninggal saat ini telah menjadi 10 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Korban ini diperkirakan masih akan bertambah.
“Aktivitas vulkanik yang berasal dari gunung berapi setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut tersebut berdampak pada beberapa desa di tiga kecamatan,” kata Abdul Mihari dalam rilisnya dikutip Senin, 4 November 2024.
Daerah Terdampak
Dikatakan, untuk Kecamatan Wulanggitang, enam desa yang terkena dampak antara lain, Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang. Sementara di Kecamatan Ile Bura, empat desa, antara lain, Dulipali, Nobo, Nurabelen, dan Riang Rita, juga terkena dampaknya, serta empat desa di Distrik Titehena: Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang, dan Watowara.
“BNPB saat ini mengumpulkan demografi terdampak yang mencakup 2.734 keluarga atau 10.295 individu. Khusus di Kecamatan Wulanggitang terdapat 2.527 KK atau 9.479 jiwa, sedangkan Ile Bura berjumlah 207 KK atau 816 jiwa,” ujarnya.
Saat ini, warga Desa Dulipali dan Desa Lewolaga serta Pemerintah Desa Lewolaga telah menetapkan lokasi sekolah sebagai tempat evakuasi. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga memperpanjang status siaga darurat bencana Gunung Lewotobi Laki selama 96 hari terhitung sejak 27 September hingga 31 Desember 2024. Keputusan ini dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati Flores Timur Nomor: BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL /IX/2024.
Himbauan untuk Masyarakat
Sehubungan dengan tingginya aktivitas vulkanik hingga level IV, PVMBG telah mengeluarkan beberapa bimbauan kepada masyarakat:
- Warga sekitar Gunung Lewotobi Laki, serta pengunjung dan wisatawan, diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 7 km dari lokasi letusan, khususnya di sektor Utara-Timur Laut dan Timur Laut sepanjang 7 km.
- Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, menaati instruksi pemerintah daerah, dan tidak mempercayai rumor yang belum terverifikasi.
- Warga sekitar Gunung Lewotobi Laki mewaspadai risiko banjir lahar di sungai-sungai yang mengalir dari puncak gunung, terutama saat hujan deras.
- Masyarakat yang terkena dampak buruk abu vulkanik Gunung Lewotobi menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk melindungi diri dari dampak buruk abu vulkanik terhadap paru-parunya.
- Pemerintah Daerah secara konsisten bekerja sama dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berlokasi di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang berkedudukan di Bandung.
Sebelumnya, Badan vulkanik yang dikenal dengan PVMBG telah meningkatkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki dari level III menjadi IV yang kini tergolong ‘Awas’. Perubahan ini berlaku mulai tengah malam pada Minggu, 3 November 2024 waktu WITA.
PVMBG melacak letusan yang terjadi pada Minggu (3 November) lalu pukul 23.57 waktu setempat dengan durasi kurang lebih 1.450 detik.