JAKARTA – Selasa, 27 Juli 2021 malam, sekira pukul 23: 21 WIB, wilayah Selatan Jawa Timur atau tepatnya arah selatan kota Pacitan diguncang gempa dengan magnitudo update 5,0.
Episenter terletak pada koordinat 8,98 LS dan 111,43 BT tepatnya di laut pada jarak 94 km arah Selatan Kota Pacitan, Jawa Timur dengan kedalaman 61 km.
Gempa dengan kedalaman menengah ini terjadi akibat adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di selatan Jawa, tepatnya di zona transisi antara zona sumber gempa megathrust dan zona Benioff dengan mekanisme sumber menunjukkan pergerakan naik (thrust fault).
Guncangan gempa dirasakan paling kuat dirasakan di Pacitan mencapai skala intensitas III-IV MMI. Di Nganjuk, Karangkates, Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung guncangan dirasakan dalam skala intenitas III MMI dimana guncangan dirasakan seperti ada truk berlalu. Sedangkan di Kepanjen, Kendal, Madiun, dan Gunung Kidul guncangan dalam skala intensitas II MMI yang dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga pagi ini belum ada laporan terkait dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian gempa tersebut dan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring BMKG belum terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock).
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, mengatakan, lokasi sumber gempa Pacitan tadi malam sangat menarik karena berdekatan dengan sumber gempa besar yang mengguncang dan merusak Pulau Jawa pada 27 September 1937.
“Tercatat dalam katalog sejarah gempa Jawa, pada 1937 terjadi gempa besar dengan dampak kerusakan mencapai skala intensitas VII-IX di Yogyajarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah hingga menyebabkan 2.200 rumah roboh dan beberapa orang meninggal. Episenter gempa ini terletak di laut pada jarak sekitar 113 km arah Barat Daya Kota Pacitan dengan guncangan terjauh dirasakan hingga Pulau Lombok”, ujarnya melalui rilis di akun facebook resminya @DaryonoBMKG dikutip Infopena, Rabu, 28 Juli 2021.
Komentar