FUI Sulteng: Perangi Hoax, Wujudkan Pemilu Damai 2019

PALU, Infopena.com – Maraknya pemberitaan yang berbau kebohongan (Hoax) di tahun politik menjelang pesta demokrasi Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, ternyata telah mengusik ketenangan berbagai kalangan. Tidak terkecuali Forum Umat Islam (FUI) Sulteng.

Ketua FUI Sulteng, Ustad Hartono M Yasin Anda, mengingatkan kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim di Kota Palu untuk menghindari segala bentuk pemberitaan yang berbau kebohongan, paham-paham radikalisme serta intoleransi.

“Kita akan menghadapi pemilu, tetapi kita jangan terpecah belah walaupun berbeda. Kita harus pintar menggunakan media sosial karena di zaman sekarang banyak berita hoax atau belum benar beritanya,” kata Ustad Hartono M Yasin.

Menurutnya, Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah, dari hal yang terkecil sampai hal terbesar, termasuk di antaranya yang paling prinsip adalah bagaimana umat manusia lebih khusus kaum mukminin untuk menghindari serta jatuh dalam kedustaan.

“Hoax ini tidak hanya dalam pemberitaan, tapi dalam berkomunikasi langsung atau berintegrasi dengan orang lain. Prinsifnya sebagai orang yang beriman, harus menghindari namanya dusta walaupun sedikit,” pinta Pimpinan Pondok Pesantren Liwautul Haq ini.

Karena kata Rasulullah SAW, tambah Ustad Hartono, dusta itu adalah pokok dari semua dosa. Jika sekarang ada gerakan anti hoax, itu sejak awal sudah Islam tetapkan. Hal yang 14 abad lalu Rasulullah telah mewanti-wanti kepada umatnya untuk dihindari.

“Saat ini kita harus terus menegakkan dan bekerja sama dengan mengajak masyarakat untuk mengindari itu semua. Jangan karena ada persoalan-persoalan atau beda pilihan politik dan sebagainya, masing-masing pendukung memakai dengan cara-cara atau istilahnya menghalalkan segala macam cara sampai kepada tingkat kebohongan pun, itu seolah menjadi legal,” tegasnya.

Ditegaskan Ustad Hartono, hal ini menjadi persoalan yang harus kita hindari bersama jika ingin mewujudkan Pileg dan Pilpres 2019 berjalan dengan aman, damai serta demokratis.

“Jika keamanan kondusif dan tercapai kesejahteraan masyarakat, maka akan terwujud negara Baldatun Tayyibatun Warabbun Gafuur,” pungkasnya. [*]

Komentar