Empat Partai Mantap Lawan Jokowi

JAKARTA – Arah koalisi untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019 sudah terlihat jelas. Empat partai, yakni Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB) mulai membentuk Sekretariat Bersama (Sekber). Keempat partai mantap melawan Joko Widodo di pilpres 2019 mendatang.

Dikomandoi Wakil Dewan Pembina DPP Gerindra Sandiaga Uno, Sekber ini nantinya akan menjadi posko untuk membahas permasalahan bangsa, khususnya di bidang ekonomi.

“Ini bukan deklarasi koalisi (Pilpres). Namun malam ini kita hanya resmikan Posko Bersama, sebagai rumah rakyat untuk membahas segala hal yang terkait permasalahan bangsa. Khususnya bagaimana mencari solusi hal-hal yang terkait bidang ekonomi. Sehingga rakyat bisa berdiri di kaki sendiri,” kata Sandiaga, saat membuka acara peresmian Sekber di Gedung The Kemuning di Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta Pusat, semalam (27/4).

Meski begitu, lanjut Sandi, dalam acara peresmian ini pihaknya sudah mengundang para ketua umum PAN dan PKS. Namun karena ada kegiatan, kedua partai itu diwakili pengurus lainnya.

“Alhamdulillah Pak Prabowo datang sebagai undangan. Dan yang lain di hadiri oleh Pak Hanafi Rais dari PAN dan Pak Abdul Hakim dari PKS. Tapi sekali lagi, kita jangan terjebak pada diskursus yang hanya fokus pada urusan politik, siapa capres dan cawapres. Tapi dengan Sekber ini diharapkan lahir gagasan-gagasan untuk ekonomi Indonesia lebih baik dan dapat mensejahterakan rakyat ke depannya,” tandas Sandi yang juga menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais. Secara pribadi dirinya menyambut baik keberadaan Sekber ini.

Putra dari Amien Rais ini pun berharap, nantinya Sekber ini harus bisa menjadi tempat koalisi besar.

“Saya menyatakan, ada yang hilang selama ini dari berbagai diskursus, adalah keberpihakan kepada rakyat. Jadi kehadiran kita untuk mempertegas dan mempertajam isu untuk menyatukan seluruh elemen bangsa. Sehingga menjadi koalisi besar untuk rakyat,” imbuhnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini menerangkan, saat ini perekonomian bangsa sedang terpuruk. “Saya setuju ini menjadi tempat diskusi untuk kebaikan negeri. Misal dalam satu kurun seminggu saja, dolar tembus menjadi Rp 14 ribu. Surat utang negara sudah tidak laku. Ini bukti realitas masalah ekonomi yang harus disikapi seluruh anak bangsa,” tegasnya.

Namun, dirinya mengaku bahwa kehadirannya bukan sebagai bentuk koalisi bersama PKS dan Gerindra. “Tidak bicara koalisi. Saya datang karena undangan. Dan Pak Zulkifli tidak hadir karena sedang ada acara. Untuk koalisi nanti akan dibahas lagi dalam rakernas PAN,” kilahnya.

Jika PAN belum terbuka soal koalisi, Wasekjen DPP PKS Abdul Hakim secara tegas menyatakan, partainya mendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden di 2019. “Ini rumah rakyat yang Insya Allah menuju kebaikan bagi Indonesia nantinya. Dan kita mulai dengan slogan 2019 ganti presiden. Hidup Pak Prabowo,” ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya berharap Sekber ini nantinya juga akan menjadi tempat terbentuknya koalisi solid untuk Pilpres 2019. “Tempat ini harus kita optimalkan. Dengan dimulainya berbagai diskursus hingga persiapan untuk membangin koalisi yang lebih kokoh lagi dan mengembalikan kedaulatan negeri. Sehingga tempat ini harus bisa menjadi melahirkan pemimpin baru. Hidup Pak Prabowo,” teriaknya, yang disambut tepuk tangan para kader Gerindra.

Sama halnya dengan Zulkifli yang tak bisa hadir, Abdul Hakim juga menjelaskan bahwa Presiden PKS Sohibul Iman berhalangan hadir karena ada acara lain. “Saya mewakil Pak Sohibul karena beliau ada kegiatan lain,” tambahnya.

Sementara itu, Prabowo dalam sambutannya menegaskan, dirinya mengapresiasi kerja kader muda Partai Gerindra dan PKS yang memikirkan adanya Sekber. “Saya mendukung. Ini adalah rumah bersama rakyat. Saya tanggapi secara antusias, ini gagasan yang baik,” ujarnya.

Dirinya pun menyebut Sekber yang berada di Jalan Taman Amir Hamzah adalah lokasi bersejarah.

“Rupanya ini jalan yang bersejarah. Dulu kakek saya disini nomer 10 di situ. Kemudian Gus Dur ortunya juga di sebelah sana nomer 8. Banyak tokoh tokoh republik ada disini dulu. saya besar waktu kecil disini. dan yang di ujung disitu dulu presiden AS Obama besar di situ. Jadi ini jalan rupanya banyak melahirkan presiden-presiden,” ucapnya  yang disambut teriakan takbir dari seluruh kader Gerindra.

Lebih lanjut, dirinya menegaskan, melalui Sekber ini diharapkan dapat lahir sebuah solusi bagaimana ekonomi negara nantinya bisa berpihak pada kesejahteraan rakyat.

“Kita ingin yang terbaik untuk rakyat kita. Kita sudah memberi peringatan, sudah bertahun tahun memberi peringatan bahwa sistem ekonomi yang dijalankan republik Indonesia berada dijalan yang salah, kita meninggalkan UUD 1945 kita meniggalkan pasal 33 karena itulah kekuatan kekayaan Indonesia tidak ada di Indonesia. karena ini semua adalah semu,” tegasnya.

Lebih lanjit, Prabowo menyebut kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang dalam keadaan darurat. “Kita dalam keadaan rawan. Dan untuk itu perlu diadakan gerakan demokrasi untuk memperbaiki ini. Dan kita ingin melakukan gerakan itu secara konstitusional secara hukum, secara damai, serta lahir gagasan secara santun,” ujarnya.

Kenapa begitu? Lanjut Prabowo, saat ini Indonesia hanya dimiliki oleh segelintir orang.

“Kita harus membela kepentingan nasional kita, kita harus menjaga kekayaan kita, harus tinggal di Indonesia dan harus digunakan untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Tidak boleh hanya segelintir orang saja. selama ekonomi ini dinikmati oleh satu persen atau kurang, selama itu kita berada dalam keadaan yang rawan, keadaan yang sangat rawan,” pungkasnya.

Sementara, usai memberikan pidato sambutan, acara peresmian ini ditandai dengan pemotongan tumpeng nasi kuning oleh Sandiaga Uno. Sumber: Indopos
[related-content]

Komentar