EKONESIA: Pemda Jangan Lalai dengan Bencana Iklim

SIGI – Intensitas hujan tinggi yang disertai angin kencang sejak dua bulan terakhir  di wilayah Sulawesi Tengah hendaknya jadi perhatian serius pemerintah daerah. Sebab perlu ada tindakan mitigasi bencana iklim sebelum dampaknya lebih besar ke masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Yayasan Ekologi Nusantara Lestari (EKONESIA), melalui pengkampanye bencana dan perubahan iklim Moh Faisal. (06/08)

“Pemda harusnya sudah punya kalender musim hujan dan kemarau, jadi jika April sampai September yang mestinya kalender musim kemarau tapi masih terus hujan, berarti perubahan iklim benar benar dirasakan saat ini”, ujarnya.

Selanjutnya kata Faisal, Seperti dalam sepekan ini, Desa Rogo dan sejumlah desa lainnya di Kabupaten Sigi mengalami bencana banjir bandang akibat dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Sampai saat ini, berbagai respon darurat dan kemanusiaan telah dilakukan untuk membantu warga Rogo yang terkena dampak banjir, begitupun di desa lainnya.

“Banjir bandang di Rogo ini yang terjadi lagi adalah penanda kepada kita jika bencana iklim itu nyata adanya, seperti halnya banjir yang melanda Eropa belum lama ini, serta hujan di daratan Greenland yang berlapis es tebal, adalah kejadian langka dalam satu abad ini”, Imbuhnya

Skenario penanganan bencana termasuk bencana iklim sudah mesti ada dalam agenda pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Perlu mengkritisi kembali dokumen rencana penanggulangan bencana daerah yang sudah ada Maupun dokumen rehabilitasi dan rekonstruksi.

Sementara itu, Direktur EKONESIA Azmi Sirajuddin menyatakan bahwa krisis iklim tidak boleh lagi dipandang remeh apalagi diabaikan.

“Jangan pernah abai dengan hanya menyatakan bahwa ini bencana hidroologis, hujan lebat dan sangat rutin di luar kalender musim adalah tanda alam kepada manusia jika iklim global telah berubah”, ungkapnya.

EKONESIA secara kelembagaan menyarankan kepada Pemda agar sebaiknya menyusun rencana kontijensi bencana iklim. “Mumpung masih hangat hangatnya penyusunan RPJMD Sulteng 2021 – 2026, baiknya dibicarakan saja rencana kontijensi bencana iklim Sulawesi Tengah”, pungaksnya.

Komentar