Danrem Imbau Hentikan Sebar Video Pembakaran di Lemban Tongoa, Sigi

PALU – Komandan Korem (Danrem) 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf M.A, mengimbau masyarakat, agar tidak menyebarkan video atau kabar yang belum tentu kebenarannya atau Hoax. Salah satunya, seperti dalam video peristiwa berdarah di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Salah satunya seperti video dan foto-foto yang beredar, dikabarkan ada gereja yang dibakar. Padahal tidak ada gereja yang dibakar,” kata Brigjen TNI Farid Makruf, dalam jumpa pers bersama Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso, di Palu, Ahad (29/11/2020) pagi.

Menurut Danrem, kabar bohong atau hoax seperti itu bisa berpengaruh besar dan dapat menimbulkan SARA dan konflik di masyarakat.

“Jadi saya bersama Kapolda menyampaikan melalui rekan-rekan media agar diketahui oleh seluruh masyarakat, bahwa kabar tersebut tidak benar adanya,” tegas Danrem.

“Hentikan penyebaran kabar atau video yang dapat membuat kelompok MIT ini semakin eksis,” pinta Farid Makruf.
Danrem juga menyampaikan, hingga saat ini sinergitas TNI-Polri sangat efektif dalam upaya memburu kelompok Ali Kalora.

Terbukti lanjut Danrem, kelompok ini sering berpindah-pindah dari Poso ke Sigi, Parigi hingga ke Moutong, karena mereka terdesak di Gunung Biru yang selama ini menjadi basis mereka.

“Pasukan kita TNI-Polri sangat banyak di sana dan jalur-jalur klasik yang biasa mereka lalui sudah kita kuasai atau kita duduki, sehingga mereka merasa terancam dan berusaha mencari jalur baru,” jelasnya.

“Jalur-jalur baru tersebut sedang kita pelajari melalui pengintaian udara dan kita akan berusaha mengejar dan menangkap mereka,” ungkapnya.

“Tolong untuk masyarakat berhenti membantu kelompok MIT ini dengan menyediakan atau memberi bahan makanan dan memberikan informasi keberadaan anggota TNI-Polri yang sedang melaksanakan pengejaran,” imbaunya.

“Kita sudah lihat bagaiamana kekejaman kelompok ini membunuh orang, merampok serta membakar rumah warga. Yang mereka lakukan sudah sangat keterlaluan dan sudah tidak berprikemanusiaan,” ujar Danrem.

“Mari kita sama-sama saling membantu agar masalah kelompok MIT ini segera tuntas dan tidak berlarut-larut. Mereka tidak memperjuangkan Ideologi Islam, tidak ada ajaran Islam mengajarkan seperti apa yang kelompok MIT lakukan,” tegasnya. [Penrem/JN]

Komentar