JAKARTA – Tim penyelamat Turki kembali menyelamatkan seorang balita dari puing-puing bangunan yang runtuh di Kota Izmir akibat gempa dahsyat yang melanda Turki pada Jumat (30/10). Gadis kecil tersebut bernama Ayda Gezgin yang berhasil bertahan dari reruntuhan bangunan selama 91 jam atau 4 hari.
Jeritan lemah Ayda dari bawah reruntuhan akhirnya didengar oleh tim penyelamat yang kemudian berusaha menyelematkannya beberapa jam kemudian. Tim penyelamat kemudian membawa balita yang diperkirakan berusia 3 atau 4 tahun itu dengan tandu.
Dalam foto yang beredar, ayah Ayda tampak memeluk tubuh mungil Ayda yang ditemukan di bawah puing-puing dengan wajah penuh debu dan air mata yang tidak tertahankan. Namun, ia tetap memberikan senyuman, bahkan ketika ia berada di atas tandu.
“Dia tersenyum, dia sedang menunggu kami,” tutur Levent Onur, salah satu tim penyelamat yang menarik tubuh Ayda keluar, dilansir Reuters.
Orang-orang yang berada di tempat kejadian mengucap syukur sekaligus bertepuk tangan untuk tim penyelamat setelah berhasil mengeluarkan Ayda dari tumpukan puing-puing bangunan.
Ayda menjadi korban ke-107 yang berhasil diselamatkan. Ia kini telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Sementara itu, gempa dahsyat dengan kekuatan 7,0 magnitudo di Laut Aegea ini menjadi gempa bumi paling mematikan yang terjadi di Turki selama hampir satu dekade, dengan lebih dari 100 orang dilaporkan meninggal dunia.
Turki sendiri adalah salah satu zona paling aktif secara seismik di dunia alias terletak di kawasan rawan gempa. Pada tahun 2011, gempa di kota Van, Turki timur menewaskan lebih dari 500 orang.
Sementara Gempa bumi di provinsi Elazig, Turki Timur pada Januari 2020 menewaskan kurang lebih 41 orang. Di masa lalu, gempa bumi dahsyat mengguncang Turki bagian barat laut yang menewaskan 17.000 orang pada tahun 1999. [Nisa Diniah]
Komentar