Anwar Hafid: Program Anak Miskin Bisa Sekolah Tanpa Kriteria

Pendidikan Gratis merupakan salah satu Nawacita pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar HafidReny Lamadjido atau yang populer dengan tagline pasangan BERANI (Bersama Anwar – Reny).

Ini menjadi salah satu topik yang di tanyakan Dalam acara BERANI DIADU yang diselenggarakan di Citraland By Walk Palu, Minggu, 17 November 2024 malam.

Pada kesempatan itu, Andi Fajar, Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Tadulako, menyebut, bahwa Program Sulteng NAMBASO (Anak Miskin Bisa Sekolah) selalu digaungkan Anwar – Reny dalam setiap kampanye mereka.

Sehubungan dengan hal ini, Andi Fajar menekankan, pentingnya pendidikan bagi anak-anak miskin di Sulawesi Tengah yang ingin mendapatkan pendidikan.

Ia menanyakan, jika Anwar – Reny terpilih sebagai gubernur, kriteria apa yang akan dipertimbangkan oleh pemerintah untuk mengklasifikasikan anak-anak kurang mampu ini? Terbukti bahwa banyak anak miskin yang tinggal di wilayah perkotaan, kabupaten, dan pedesaan di Sulawesi Tengah.

Kemudian, Setelah terpilih sebagai gubernur, standar apa yang akan ditetapkan untuk mengidentifikasi anak yang membutuhkan ini? dan langkah konkret apa yang akan dilakukan untuk mewujudkannya?

Menurut Andi Fajar, jangan sampai jika pasangan BERANI terpilih, program ini tidak merata.

Dia berharap, program seperti ini bisa diwujudkan oleh pemerintah secara merata, mulai dari Kabupaten, Kota, hingga kepelosok Desa.

Pertanyaan Andi Fajar, mendapat apresiasi dari Anwar Hafid. Calon gubernur nomor urut dua itu, merasa klimaks jika ada pertanyaan terkait dengan pendidikan. Baginya, pendidikan adalah pengalaman hidup.

“Terima kasih atas pertanyaan luar biasa ini, bagi saya, pendidikan bukan hanya lagi sekedar program, melainkan adalah pengalaman hidup,” ujar Anwar.

Anwar mengatakan, ketika daerah lain mungkin masih berkutat di sekolah wajib 9 tahun, dirinya sudah menerapkan pendidikan gratis itu hingga perguruan tinggi ketika menjabat Bupati Morowali.

“Kenapa? Karena saya melihat, bahwa sebenarnya, rakyat kita ini, yang perlu di isi itu adalah otaknya. Kalau kita ingin melihat daerah ini maju ke depan, maka yang paling penting ini bagaimana memberi atau membangun sumber daya manusia,” katanya.

Anwar menuturkan, untuk penerapan Program Anak Miskin Bisa Sekolah ini, mereka tidak lagi memberlakukan kriteria ataupun standar.

“Kalau saya dan ibu Reny jadi gubernur, kami tidak pakai kriteria lagi. Pokoknya, siapa saja anak yang tidak mampu dan mau kuliah. Semua berhak,” terangnya.

Kemudian, kata Anwar, mahasiswa penerima beasiswa ini, bukan hanya yang baru masuk kuliah, tetapi yang sudah kuliah pun bisa mendapatkan.

“Misalnya dia itu sudah semester 8, dia masih bisa mengajukan beasiswa. Jadi tidak harus yang baru masuk,” katanya.

Anwar menceritakan, saat dia menerapkan program ini di Morowali, pengajuannya ada dua macam surat yang digunakan, yakni, Surat Keterangan tidak mampu dari Kepala Desa dan Berprestasi.

“Ini berdasarkan petunjuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jadi terserah kepala desa, kalau ada orang kaya, dia bilang itu kurang mampu, tetap diakomodir. Yang pasti harus semua,” ujarnya.

Anwar mengungkapkan, bahwa dia Reny Lamadjido telah menghitung, kurang lebih sekitar 100.000 masyarakat di sulteng ini (keluar masuk) duduk di bangku kuliah.

“Kalau Jumlah 100.000 dengan standar UKT paling rendah, katakanlah, Rp3 juta/semester dikali 2 smester. Dalam setahun kita menyiapkan 600 miliar untuk beasiswa,” ungkapnya.

Anwar menjelaskan, mengacu pada mandatory spending, bahwa wajib hukumnya, Presiden, Gubernur, Bupati mengalokasikan APBN maupun APBD minimal 20% untuk pendidikan.

“Katakanlah kalau ABPD kita sampai 7 triliun, berarti kalau dikali 20% adalah 1,4 triliun. Ini harus dialokasikan untuk pendidikan. Nah kalau saya alokasikan hanya 600 miliar, belum goyang itu,” jelasnya.

Anwar berharap kedepan, bahwa kata NAMBASO bukan hanya nampak sebagai sebuah tagline, namun lebih kepada memberi motivasi kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tengah tentang pentingnya hak pendidikan.

“Sulteng ini juga harus terkenal, mungkin nanti satu-satunya provinsi di Indonesia yang bisa membiayai warganya sampai perguruan tinggi. Dan ini hanya bisa, kalau Pasangan BERANI yang jadi gubernur,” pungkasnya.