PALU, Infopena.com – Universitas Tadulako (Untad) kembali menamatkan 691 sarjana pada kegiatan wisuda ke-93, di Gedung Auditorium Utama, Senin (20/08).
Kegiatan wisuda yang menjadi rangkaian Dies Natalis Untad ke-37 itu juga dianggap spesial, sebab menjadi ajang pengukuhan dua professor yang berasal dari Fakultas Teknik, yakni Prof. Dr. H. Amar Akhbar yang saat ini menjabat Dekan Fakultas Teknik dan Prof. Dr. H. Muhammad Galib Ishak yang saat ini menjabat Ketua Komisi Etik.
Adapaun sarjana yang diwisuda kemarin, masing-masing dari 2 orang jenjang doctoral (S3), 102 strata dua (S2), serta 589 strata satu (S1) dan diploma.
Mereka berasal dari Fakultas Kedokteran sebanyak 35 orang, Fakultas Peternakan 21 orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat 7 orang, Fakultas Pertanian 34 orang, Fakultas MIPA 35 orang, Fakultas Kehutanan 15 orang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 180 orang, Fakultas Hukum 79 orang, Fakultas Teknik 48 orang, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 60 orang.
“Tercatat jumlah total alumni Untad sampai hari ini sebanyak 64.096 orang termasuk lulusan yang diwisuda hari ini,” ujar Rektor Untad, Prof. Muhammad Basir.
Dari lulusan itu, beberapa wisudawan yang menunjukan prestasi di bidang akademik. Untuk jenjang S2, lulusan terbaik adalah Irma Trisma Hasan dari Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, IPK 3,99, masa studi 1 tahun 11 bulan dan 28 hari.
Lulusan terbaik dari jenjang IPK tertinggi diraih oleh Gede Teguh Nugraha, dari Prodi Agroteknologi dengan IPK 3,92. Sementara lulusan tercepat diraih Sri Handayani dari Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian yang menuntaskan pendidikan dalam waktu 3 tahun 9 bulan dan 17 hari.
Wisudawan termuda, Siti Rahma dari Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian, lahir di Ogotua pada 19 Mei 1998 atau berusia 20 tahun, 3 bulan dan 1 hari.
Menurut Rektor, keberhasilan yang diraih saat ini, baik wisudawan maupun dua profesor yang dikukuhkan dan tambahan usia bagi Untad, adalah sebuah resultante yang merupakan tali temali.
“Temali inilah yang membalut disetiap ikhtiar hingga dapat berujung seperti yang kita rasakan saat ini adalah bisa sebagai sebuah kebanggan, bisa sebagai ujian dan sebuah tantangan baru. Tergantung bagaimana kita memaknai apa yang diraih,” terangnya.
Ditambahkannya, bagi alumni yang diwisuda tentu memiliki perspektif yang tidak uniform antara lulusan satu dengan lulusan yang lain, tetapi semua harus disyukuri sebab selama dalam menempuh pendidikan begitu banyak suka dan duka yang dialami.
[related-content]
Demikian juga untuk profesor yang telah dikukuhkan dalam menduduki jabatan akademik tertinggi seorang dosen professional. Semua itu berdimensi personal yang terjemahannya kembali pada diri pribadi masing-masing.
“Dua sampai tiga tahun harus bersabar menanti dan menerima perjalanan dan proses untuk bisa sampai pada hari pengukuhan. Yang pasti keduanya telah menjadi kebanggan Untad dan akan mengambil bagian dalam meneguhkan Untad. Keduanya adalah aset Untad sekaligus aset bangsa,” tandasnya.
Hadir dalam kegiatan itu Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulteng, Hidayat Lamakarate, Ketua DPRD Provinsi Sulteng, Prof. Aminudin Ponulele dan unsur pimpinan daerah lainnya. MAL
Komentar