PALU – Sebanyak 589 warga korban bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi dari Kelurahan Petobo, Balaroa, Layana dan Talise, melakukan penandatanganan perjanjian bersedia menempati Hunian Tetap (Huntap) yang berlokasi di Kelurahan Tondo, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Penandatanganan itu, dilakukan sebagai bentuk komitmen antara warga yang menghuni Huntap dengan Yayasan Budha Tzu Chi sebagai pihak yang membangun Huntap. Salah satu isi perjanjian itu adalah selama masa waktu 10 tahun, Huntap tidak bisa diperjualbelikan.
“Kita kasih mereka hak milik, tapi kita minta komitmen mereka dalam waktu 10 tahun Huntap tidak diperjualbelikan dan jangan disewakan,” kata Kordinator Tim Tanggap Darurat Budha Tzu Chi, Joe Riadi saat wawancara bersama sultengnews.com di Baruga Lapangan Vatulemo Kota Palu, Sabtu (14/03/2020).
“Nikmatilah jeripayah kita dari Budha Tzu Chi yang telah membangun Huntap untuk korban bencana sehingga punya tempat tinggal. Kalau dijual, nanti kasian juga seperti yang lain tidak dapat. Jangan sampai dihasut oleh orang luar diiming-imingi sekian juta, akhirnya dijual. Kita minta agar kiranya bisa di jaga dengan baik,” sambung Joe.
Sebenarnya kata Joe, sejak warga mendapat kunci Huntap, itu sudah menjadi haknya karena sudah punya sertifikat hak milik. “Lokasi kita bangun dengan jalan yang luas, ada sekolah dan aula pertemuan. Kita tidak harapkan pamrih, kita membantu dengan tulus, tidak ada tujuan politik. Ini murni kemanusiaan, semoga warga juga bisa menjaga Huntap dengan ketulusan mereka,” ujarnya.
Joe menjelaskan, tahapan dari warga yang mendapatkan huntap, setelah penandatanganan perjanjian, berkas akan diberikan kepada Walikota untuk dicek agar mendapatkan Surat Keputusan (SK), kemudian akan mengundang warga untuk mengambil kunci Huntap. Walikota harus memastikan benar warganya atau bukan.
“Selanjutnya, dibuatkan sertifikat secara by name by addres. Blok Huntap sudah ada, nama sudah ada, nanti akan disesuaikan dengan data dari BPN. Yang menyerahkan mungkin Walikota, Gubernur atau Presiden. Kita nda tau siapa yang akan menyerahkan,” jelasnya.
Joe juga menambahkan, saat warga sudah mendapatkan kunci, maka Huntap sudah bisa dihuni. Budha Tzu Chi lanjut Joe, memberikan beberapa perabot Huntap seperti ranjang 2, meja makan 1, kursi lipat 4, dan ember besar 1 untuk penampungan air.
“Harapannya, Huntap jangan diperjual belikan. Warga bisa menikmati Huntap dengan lingkungan yang baik, sehingga anak-anak bisa tumbuh dengan bagus, masyarakat itu bisa tenang dan lebih harmonis,” lanjut Joe.
Sementara itu, salah satu warga yang mendapatkan bantuan Huntap, Salma dengan berlinang air mata mengatakan, ia sangat senang dengan bantuan Huntap yang diterima, sebab dirinya harus menghidupi kedua orang anak sejak 10 tahun suaminya meninggal dunia.
“Senang sekali, karena rumah saya di Petobo hilang. Sudah senang saya rasa, sudah ada rumah bantuan. Tidak tau lagi mau bilang apa, karena suami saya sudah meninggal sejak 10 tahun lalu, anak saya dua orang, saya akan tinggal dengan anak-anak di Huntap,” terangnya. [***]
Komentar